Cara1 Membuat Yoghurt Homemade
Cara Membuat Yoghurt Homemade dengan Starter
Bahan:
- 1 liter susu murni (sapi atau kambing, bisa full cream atau low fat)
- 2 sdm yoghurt plain (sebagai starter, pilih yang mengandung bakteri hidup)
Alat:
- Panci
- Termometer dapur (opsional)
- Kain atau tutup untuk fermentasi
- Wadah kaca atau plastik food grade
Langkah-langkah:
1. Panaskan Susu
Panaskan susu dalam panci hingga suhu 80-85°C. Jangan sampai mendidih.
2. Dinginkan Susu
Biarkan susu mendingin hingga suhu 40-45°C sebelum menambahkan starter.
3. Tambahkan Starter Yoghurt
Campurkan 2 sdm yoghurt plain dengan sedikit susu hangat, lalu aduk rata dan masukkan ke dalam susu utama.
4. Fermentasi
Tuang ke dalam wadah kaca atau plastik, tutup, dan simpan di tempat hangat 6-12 jam.
5. Cek Hasilnya
Jika sudah mengental dan asam sesuai selera, simpan di kulkas.
Yoghurt Siap Dikonsumsi!
Bisa langsung dimakan atau digunakan sebagai starter untuk batch berikutnya.
Membuat Yoghurt Tanpa Starter
Yoghurt bisa dibuat tanpa menggunakan starter komersial dengan fermentasi alami dari bakteri liar atau bahan alami sebagai starter.
1. Fermentasi Alami dari Susu Mentah (Tanpa Starter)
Catatan: Hanya bisa dilakukan dengan susu segar mentah (tidak dipasteurisasi).
Cara Membuat:
- Gunakan susu mentah segar.
- Diamkan di suhu ruang dalam wadah tertutup kain selama 24-48 jam hingga mengental.
- Jika sudah mengental, pindahkan ke kulkas.
2. Menggunakan Cabai Merah atau Daun Jati sebagai Starter
Cara Membuat:
- Panaskan 1 liter susu hingga hangat (40°C).
- Masukkan 2-3 cabai merah utuh atau 3-5 lembar daun jati.
- Tutup wadah dengan kain bersih dan diamkan 12-24 jam.
- Jika sudah mengental, saring dan simpan di kulkas.
3. Menggunakan Air Beras (Tajin) sebagai Starter
Cara Membuat:
- Rebus 1 cangkir beras dengan 2 cangkir air.
- Ambil air tajin yang kental, dinginkan hingga 40°C.
- Campurkan ke dalam 1 liter susu hangat, aduk rata.
- Diamkan selama 12-24 jam hingga mengental.
Kesimpulan
- Tanpa starter, fermentasi butuh waktu lebih lama (12-48 jam).
- Hasil bisa lebih encer atau lebih asam.
- Untuk hasil lebih kental, gunakan starter seperti yoghurt sebelumnya atau whey dari fermentasi lain.
Fermentasi Yoghurt dengan Cabai
Cabai merah besar atau cabai rawit sama-sama bisa digunakan, tetapi cabai merah besar lebih umum dipakai karena mengandung lebih banyak bakteri asam laktat di permukaannya.
Perbedaan:
- Cabai merah besar → Lebih banyak bakteri fermentasi, hasil lebih cepat mengental.
- Cabai rawit → Bisa dipakai, tapi mungkin fermentasi lebih lambat.
Kalau mau hasil lebih cepat, gunakan cabai merah besar utuh (tanpa dipotong) agar bakteri alami tetap aktif.
Cabai Besar Hijau Bisa Digunakan?
Cabai besar hijau bisa digunakan, tapi kurang optimal dibanding cabai merah besar.
Kenapa?
- Cabai merah besar lebih matang → Kandungan bakteri asam laktatnya lebih banyak.
- Cabai hijau masih muda → Mikroorganismenya belum sebanyak cabai merah, sehingga fermentasi bisa lebih lambat atau kurang berhasil.
Solusi Jika Hanya Ada Cabai Hijau:
- Gunakan lebih banyak cabai hijau (misalnya 3-4 buah per liter susu).
- Tambahkan sedikit air rendaman beras (tajin) untuk membantu fermentasi.
- Fermentasikan lebih lama (24-48 jam) dibandingkan cabai merah besar yang bisa lebih cepat.
Kalau mau hasil yang lebih pasti, lebih baik pakai cabai merah besar. Tapi kalau mau bereksperimen, bisa coba dengan cabai hijau!
Pilih Hasil Yoghurt:
Mau hasil yoghurt yang lebih encer atau lebih kental?
Mau coba fermentasi yoghurt dengan cabai merah besar atau ada bahan lain yang ingin dicoba?
Starter Alami untuk Yogurt
Cabai merah besar atau cabai rawit bisa digunakan sebagai starter alami untuk fermentasi yogurt. Namun, cabai merah besar lebih umum digunakan karena mengandung lebih banyak bakteri asam laktat di permukaannya.
Perbedaan Cabai Merah Besar dan Cabai Rawit
- Cabai Merah Besar: Lebih banyak bakteri fermentasi, hasil lebih cepat mengental.
- Cabai Rawit: Bisa digunakan, tetapi fermentasi lebih lambat.
Untuk hasil lebih cepat, gunakan cabai merah besar utuh (tanpa dipotong) agar bakteri alami tetap aktif.
Bagaimana dengan Cabai Hijau?
Cabai besar hijau juga bisa digunakan, tetapi kurang optimal dibanding cabai merah besar.
Kenapa?
- Cabai Merah Besar: Lebih matang, kandungan bakteri asam laktat lebih banyak.
- Cabai Hijau: Masih muda, mikroorganismenya lebih sedikit sehingga fermentasi bisa lebih lambat atau kurang berhasil.
Solusi Jika Hanya Ada Cabai Hijau
- Gunakan lebih banyak cabai hijau (misalnya 3-4 buah per liter susu).
- Tambahkan sedikit air rendaman beras (tajin) untuk membantu fermentasi.
- Fermentasikan lebih lama (24-48 jam), karena cabai merah besar lebih cepat.
Jika ingin hasil lebih pasti, lebih baik pakai cabai merah besar. Tapi kalau ingin bereksperimen, bisa coba dengan cabai hijau!
Pilihan Hasil Yogurt
Mau hasil yogurt yang lebih encer atau lebih kental?
Starter Yogurt
Produk yang Bisa dan Tidak Bisa Digunakan
Cimory Yogurt (Fresh Yogurt, Greek Yogurt, Drink Yogurt)
✅ Bisa digunakan sebagai starter karena mengandung bakteri hidup (Lactobacillus).
Cimory UHT Yogurt
❌ Tidak bisa digunakan sebagai starter karena proses UHT membunuh semua bakteri.
Yoyic Yogurt (Probiotic Drink)
✅ Bisa digunakan sebagai starter karena mengandung Lactobacillus casei dan probiotik lainnya.
Kesimpulan
Gunakan Cimory Yogurt (fresh/Greek) atau Yoyic untuk fermentasi yogurt.
Jangan gunakan Cimory UHT Yogurt, karena sudah dipanaskan hingga bakteri mati.
Pilihan Tambahan
Mooh Yogurt (Rp 2500)
❌ Kemungkinan besar tidak mengandung bakteri hidup, jadi kurang cocok sebagai starter fermentasi.
Biokul Yogurt (Rp 7000)
✅ Mengandung bakteri hidup, terutama versi Greek Yogurt atau Plain Yogurt. Cocok sebagai starter.
Kesimpulan
Gunakan Biokul Yogurt (Plain/Greek) sebagai starter fermentasi.
Mooh Yogurt kemungkinan tidak efektif sebagai starter.
Pilihan Susu
Mau buat yogurt dengan susu full cream atau susu rendah lemak?
kode
Comments
Post a Comment