Kultur jaringan1 Alocasia (Alognema) BELUM EDIT

Kultur jaringan Alocasia (Alognema)
A. Pendahuluan
B. Kultur Jaringan Alocasia (Alognema) Soksun Jaipong

Kultur jaringan Alocasia (Alognema) Soksun Jaipong bisa dilakukan dengan metode yang relatif sederhana tetapi tetap membutuhkan sterilisasi dan perawatan yang ketat. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Persiapan Bahan & Alat
    • Eksplan: Gunakan tunas muda atau bagian umbi yang sehat.
    • Media Kultur: MS (Murashige & Skoog) + 30 g/L sukrosa + 6 g/L agar + hormon sitokinin (BAP 2–3 mg/L) untuk perbanyakan tunas.
    • Alat: Laminar flow, pinset, pisau steril, botol kultur, autoklaf, dan sprayer alkohol 70%.
  2. Sterilisasi Eksplan
    • Cuci eksplan dengan air mengalir selama 30 menit.
    • Rendam dalam larutan fungisida (1 g/L) selama 10 menit, lalu bilas dengan aquades steril.
    • Rendam dalam larutan NaClO 10% selama 5–10 menit, kemudian bilas 3–5 kali dengan aquades steril.
    • Semprot eksplan dengan alkohol 70% sebelum diletakkan di media kultur.
  3. Penanaman ke Media Kultur
    • Potong eksplan menjadi ukuran 1–2 cm.
    • Tanam dalam botol berisi media MS dengan hormon yang sesuai.
    • Tutup rapat dan simpan di tempat bersuhu 24–26°C dengan pencahayaan 16 jam per hari.
      • Tidak sepenuhnya rapat, tetapi dengan tutup yang memungkinkan pertukaran gas.

      Alasannya:

      • Tanaman tetap butuh oksigen untuk respirasi seluler. Jika ditutup terlalu rapat tanpa ventilasi, pertumbuhan bisa terhambat atau eksplan bisa mati.
      • Sterilitas harus dijaga, sehingga tutup digunakan untuk mencegah kontaminasi dari mikroorganisme luar.

      Cara menutup media kultur yang benar:

      • Gunakan botol atau tabung kultur dengan tutup yang berlubang kecil, lalu ditutup dengan kapas, plastik parafilm, atau aluminium foil steril.
      • Alternatif lain: Gunakan tutup plastik khusus dengan membran mikrofilter untuk pertukaran udara tetapi tetap mencegah kontaminasi.

      Kesimpulan:
      Media kultur tidak boleh ditutup terlalu rapat hingga benar-benar kedap udara, tetapi juga tidak boleh terbuka sepenuhnya. Harus ada sedikit pertukaran gas yang tetap menjaga kondisi steril.

  4. Induksi Akar dan Aklimatisasi
    • Setelah tunas tumbuh, pindahkan ke media akar (MS + NAA 0,5–1 mg/L).
    • Jika akar sudah cukup kuat, pindahkan ke polybag berisi cocopeat atau sphagnum moss.
    • Jaga kondisi tetap lembab dan biasakan bertahap ke lingkungan luar.

Catatan: Jika ingin metode lebih sederhana, bisa coba stek tunas dalam botol tertutup dengan perangsang akar alami seperti air kelapa atau ekstrak bawang merah.

C. Apa Itu MS (Murashige & Skoog)?

MS (Murashige & Skoog) adalah media dasar yang paling umum digunakan dalam kultur jaringan tanaman untuk menumbuhkan jaringan secara in vitro, yaitu di luar lingkungan aslinya dalam kondisi steril dan terkontrol.

Media ini dikembangkan oleh Toshio Murashige dan Folke Skoog pada tahun 1962, dan dikenal dengan nama dagang seperti Murashige & Skoog Basal Medium atau MS Medium.

Komposisi Utama MS Medium:

  1. Makronutrien
    Digunakan sebagai unsur hara utama tanaman, terdiri dari:
    • Nitrogen (N)
    • Fosfor (P)
    • Kalium (K)
    • Kalsium (Ca)
    • Magnesium (Mg)
    • Sulfur (S)
  2. Mikronutrien
    Penting untuk proses fisiologis meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil:
    • Besi (Fe)
    • Mangan (Mn)
    • Boron (B)
    • Zinc (Zn)
    • Molibdenum (Mo)
    • Tembaga (Cu)
  3. Vitamin
    Dibutuhkan untuk mendukung metabolisme tanaman:
    • Thiamin (Vitamin B1)
    • Pyridoxine (Vitamin B6)
    • Niasin (Vitamin B3)
  4. Sumber Karbon
    Karena tanaman in vitro tidak bisa berfotosintesis optimal, mereka membutuhkan energi dari luar:
    • Sukrosa (±30 g/L)
  5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
    Ditambahkan sesuai tujuan:
    • Sitokinin (misalnya BAP) untuk perbanyakan tunas
    • Auksin (misalnya NAA atau IAA) untuk induksi akar atau pembentukan kalus

Catatan: Komposisi MS dapat dimodifikasi tergantung jenis tanaman dan tujuan kultur jaringan.

D. Sumber Alami Sukrosa (Urut dari yang Terbanyak)

Sukrosa adalah jenis gula disakarida yang secara alami terdapat di berbagai tumbuhan. Berikut adalah beberapa sumber alami sukrosa yang diurutkan dari kandungan tertinggi ke terendah:

  1. Maple Syrup
    Mengandung sekitar 60–70% gula, dan sebagian besar berupa sukrosa.
  2. Tebu (Saccharum officinarum)
    Mengandung sekitar 14–20% sukrosa. Merupakan sumber utama gula komersial di dunia.
  3. Bit Gula (Beta vulgaris)
    Mengandung sekitar 15–18% sukrosa. Alternatif utama selain tebu dalam industri gula.
  4. Bunga Kelapa (Nira)
    Mengandung sekitar 10–15% sukrosa. Digunakan sebagai bahan baku gula aren dan gula semut.
  5. Buah-buahan Manis (seperti mangga, nanas, anggur, pisang, dll.)
    Umumnya mengandung 5–15% sukrosa, tergantung tingkat kematangan buah.
  6. Madu
    Mengandung hanya 1–8% sukrosa. Komponen utama madu adalah fruktosa dan glukosa.

Catatan: Kandungan sukrosa dapat bervariasi tergantung varietas tanaman, lingkungan tumbuh, dan metode ekstraksi.

E. Sumber Alami Sitokinin (Urut dari yang Terbanyak)

Sitokinin adalah hormon pertumbuhan tanaman yang berperan dalam merangsang pembelahan sel, memperlambat penuaan, dan mendukung pertumbuhan tunas. Selain tersedia dalam bentuk sintetis seperti BAP, terdapat juga beberapa sumber alami sitokinin yang dapat dimanfaatkan, terutama dalam kultur jaringan.

Berikut daftar sumber alami sitokinin yang diurutkan dari kandungan tertinggi:

  1. Kelapa Muda (Air Kelapa)
    Mengandung sekitar 200–300 ppm sitokinin alami, terutama dalam bentuk zeatin. Banyak digunakan sebagai suplemen alami dalam media kultur jaringan.
  2. Jagung Muda (Zea mays)
    Kaya akan zeatin, jenis sitokinin alami yang cukup efektif untuk kultur jaringan.
  3. Kecambah Kacang Hijau & Kecambah Gandum
    Mengandung kinetin dan zeatin. Cocok digunakan sebagai bahan ekstrak alami.
  4. Teh Hijau & Daun Teh
    Mengandung sitokinin dalam jumlah sedang, serta antioksidan alami.
  5. Pisang Matang
    Mengandung sedikit sitokinin, tapi tetap bisa dimanfaatkan jika tidak tersedia sumber lain.

Catatan: Jika ingin alternatif alami dalam media kultur jaringan, air kelapa sering digunakan karena kandungan sitokininnya tinggi, mudah didapat, dan ekonomis.

F. Ventilasi dalam Kultur Jamur Merang & Tiram

Pada kultur jamur merang maupun jamur tiram, wadah tidak boleh ditutup terlalu rapat tanpa oksigen karena jamur membutuhkan O2 untuk tumbuh optimal.

Perbedaan Kebutuhan Oksigen dalam Kultur Jamur:

  • Selama Inkubasi Miselium (fase awal pertumbuhan):
    • Memerlukan kelembaban tinggi dan sirkulasi udara terbatas, tetapi tetap membutuhkan sedikit oksigen.
    • Media biasanya ditutup dengan plastik berlubang kecil atau ditempatkan di ruangan tertutup dengan ventilasi minim.
  • Saat Pembentukan Tubuh Buah (jamur mulai tumbuh besar):
    • Membutuhkan lebih banyak oksigen dan tetap menjaga kelembaban tinggi.
    • Ventilasi harus lebih baik, seperti membuka sebagian plastik penutup atau menambahkan lubang lebih besar.

Kesimpulan:

  • Jika wadah tertutup terlalu rapat tanpa suplai oksigen, miselium bisa mati atau pertumbuhannya sangat lambat.
  • Jika terlalu terbuka, kelembaban akan hilang dan jamur bisa kering serta tumbuh tidak optimal.

Solusi Terbaik: Gunakan tutup plastik berlubang kecil atau buat sistem ventilasi dengan kain kasa atau plastik berpori agar terjadi pertukaran udara namun tetap menjaga kelembaban dan sterilitas.

G. Kultur Jamur dengan Bahan Sederhana (PDA)

Metode Kultur Jamur Sederhana ini menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti agar-agar, air rebusan kentang, alkohol, dan api. Metode ini dikenal sebagai pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) dan cocok untuk menumbuhkan miselium jamur seperti jamur tiram atau jamur merang.

1. Bahan yang Dibutuhkan:

  • Kentang (2–3 buah ukuran sedang)
  • Agar-agar bubuk (10–15 gram)
  • Gula (opsional, sekitar 10 gram)
  • Air bersih (500 ml – 1 liter)
  • Alkohol 70% (untuk sterilisasi)
  • Api/lampu spiritus (untuk menjaga kebersihan saat inokulasi)
  • Botol atau wadah kaca bersih

2. Pembuatan Media PDA Sederhana:

  • Rebus kentang dalam 500 ml air hingga lunak (~15 menit), saring dan ambil air rebusannya.
  • Tambahkan agar-agar ke dalam air rebusan selagi panas, aduk hingga larut sempurna.
  • Tambahkan gula sebagai sumber energi tambahan (opsional).
  • Tuang media ke dalam botol kaca atau petri dish.
  • Sterilisasi media:
    • Jika tersedia autoklaf atau panci presto: kukus selama 15–20 menit.
    • Jika tanpa autoklaf: kukus di dandang tertutup selama 30–40 menit.
  • Diamkan media hingga dingin dan mengeras.

3. Inokulasi Jamur ke Media PDA:

  • Sterilisasi alat dan tangan dengan alkohol 70%.
  • Gunakan api (lampu spiritus/lilin) di area kerja untuk mencegah kontaminasi.
  • Ambil miselium jamur atau spora dari tubuh buah jamur segar dengan alat steril.
  • Letakkan pada permukaan media PDA secara hati-hati dan tutup wadah rapat.
  • Simpan di tempat gelap dan hangat (25–28°C) selama 5–7 hari hingga miselium tumbuh.

4. Pemindahan ke Media Tumbuh (Baglog/Serbuk Gergaji):

  • Setelah miselium tumbuh, pindahkan ke media skala besar seperti serbuk gergaji, jerami, atau bonggol jagung yang telah disterilkan.

Catatan: Metode ini populer di kalangan pembudidaya jamur skala kecil karena mudah dilakukan, biaya murah, dan tidak membutuhkan peralatan laboratorium canggih.

H. Modifikasi Media Kultur Aglonema dengan Bahan Sederhana

Media PDA (Potato Dextrose Agar) memang lebih cocok untuk jamur dan mikroorganisme tertentu. Media ini tidak ideal untuk kultur jaringan tanaman seperti Aglonema Soksun Jaipong.

Namun, jika tetap ingin menggunakan bahan-bahan alami seperti kentang dan agar-agar, kamu bisa memodifikasi media kultur agar lebih sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Modifikasi Media Kultur untuk Aglonema dengan Bahan Sederhana:

  • Rebusan kentang (200 ml): Sebagai sumber karbon dan nutrisi
  • Agar-agar (10–15 g/L): Digunakan sebagai media padat
  • Air kelapa (100 ml/L): Mengandung sitokinin alami untuk merangsang pertumbuhan tunas
  • Gula (30 g/L): Sumber energi utama
  • Pisang matang (1 buah, dihaluskan, opsional): Tambahan hormon dan vitamin alami

Sterilisasi: Kukus atau presto selama 20–30 menit untuk menjaga kebersihan media.

Langkah Penanaman: Setelah media dingin dan mengeras, tanam eksplan (potongan tunas Aglonema) dalam kondisi steril. Simpan di tempat bersuhu ruangan dengan pencahayaan cukup.

Catatan Penting:

  • Media ini hanya alternatif dan tidak sekomplet media MS (Murashige & Skoog).
  • Jika ingin hasil lebih optimal, sebaiknya tetap gunakan MS Medium.
  • Dapat ditambahkan zat pengatur tumbuh seperti BAP (Benzyl Amino Purine) untuk menstimulasi pertumbuhan tunas.
I. Produk BAP (Benzyl Amino Purine) di Pasaran

BAP (Benzyl Amino Purine) adalah jenis sitokinin sintetis yang umum digunakan dalam kultur jaringan tanaman untuk merangsang pertumbuhan tunas. Berikut beberapa produk BAP yang banyak dijual di pasaran:

  • Sigma-Aldrich BAP: Umumnya digunakan di laboratorium profesional dan institusi riset.
  • Himedia BAP: Produk dari Himedia Laboratories, banyak digunakan dalam penelitian kultur jaringan.
  • PhytoTechnology Laboratories BAP: Populer dalam industri kultur jaringan berskala besar.
  • Duchefa BAP: Produk asal Belanda yang terkenal dan berkualitas untuk keperluan kultur jaringan.
  • Caisson BAP: Alternatif lain yang juga sering dipakai dalam perbanyakan tanaman secara in vitro.

Tips:

  • Untuk skala kecil atau non-laboratorium, BAP mungkin lebih sulit ditemukan dalam kemasan kecil.
  • Bisa dicari di toko bahan kimia pertanian, toko online, atau supplier kultur jaringan.
  • Jika tidak menemukan BAP murni, bisa mencari hormon tumbuh berbasis sitokinin yang mencantumkan BAP sebagai bahan aktif.
J. Modifikasi Media Kultur untuk Aglonema

Metode ini menggunakan bahan alami yang mudah didapat seperti kentang, air kelapa, dan pisang sebagai alternatif media kultur jaringan untuk Aglonema Soksun Jaipong.

1. Bahan dan Fungsinya:

BahanFungsi
Kentang (2-3 buah, ± 200 gram)Sumber karbon, pati, dan mineral
Air kelapa muda (100 ml/L)Sumber sitokinin alami untuk pertumbuhan tunas
Agar-agar bubuk (10–15 g/L)Media pemadat untuk tempat tumbuh eksplan
Gula pasir (30 g/L)Sumber energi untuk pertumbuhan tanaman
Pisang matang (1 buah, dihaluskan, opsional)Mengandung auksin alami untuk akar dan tunas
Air bersih (1000 ml)Sebagai pelarut media
Alkohol 70%Untuk sterilisasi alat dan tangan
Lilin atau lampu spiritusMenjaga kondisi steril saat inokulasi

2. Cara Membuat Media Kultur

A. Pembuatan Media
  • Rebus kentang dalam 500 ml air hingga lunak (~15 menit), lalu saring untuk mendapatkan air rebusannya.
  • Tambahkan air kelapa ke dalam air rebusan kentang.
  • Larutkan agar-agar dan gula ke dalam campuran tersebut sambil dipanaskan kembali.
  • Tambahkan pisang yang sudah dihaluskan (opsional).
  • Aduk rata dan panaskan hingga mendidih agar semua bahan larut.
  • Tuang media ke dalam botol kultur steril hingga 1/3 bagian.
B. Sterilisasi Media
  • Cara 1 (Autoklaf/Panci Presto): Kukus selama 15–20 menit.
  • Cara 2 (Dandang biasa): Kukus dalam dandang tertutup selama 30–40 menit.
  • Dinginkan media hingga mengeras sebelum digunakan.

3. Sterilisasi Eksplan (Tunas Aglonema)

  • Pilih tunas muda dari tanaman Aglonema yang sehat.
  • Cuci dengan air mengalir selama 10–15 menit.
  • Rendam dalam larutan fungisida (1 g/L) selama 10 menit, lalu bilas steril.
  • Rendam dalam larutan NaClO 10% + 1-2 tetes Tween 20 selama 5–10 menit sambil dikocok perlahan.
  • Bilas 3–5 kali dengan air steril.
  • Semprot alkohol 70% sebelum dipindah ke media.

4. Penanaman Eksplan ke Media Kultur

  • Siapkan area kerja steril dengan lilin atau spiritus.
  • Gunakan pinset/skalpel steril untuk menanam eksplan ke media padat.
  • Tutup botol kultur dengan parafilm atau aluminium foil steril.
  • Simpan pada suhu 24–26°C dan pencahayaan 16 jam/hari.

5. Perawatan dan Pemindahan ke Media Tumbuh

  • Setelah 3–4 minggu, jika tunas tumbuh, pindahkan ke media baru atau cocopeat steril.
  • Setelah akar cukup kuat, aklimatisasi ke campuran cocopeat dan sekam bakar.

Kesimpulan:

Media ini dapat digunakan sebagai alternatif MS Medium untuk kultur Aglonema dengan biaya rendah. Namun, karena kandungan nutrisi lebih sederhana, efektivitasnya tidak sebaik media MS. Untuk meningkatkan hasil, dapat ditambahkan hormon alami seperti ekstrak bawang merah (auksin) atau air kelapa (sitokinin).

K. Sterilisasi Eksplan yang Benar

Melewatkan eksplan di api hanya akan merusak jaringan tanaman dan tidak cukup untuk sterilisasi.

Kenapa?

  • Api hanya mensterilkan permukaan dengan panas ekstrem, tetapi tidak membunuh mikroorganisme yang ada di dalam jaringan tanaman.
  • Eksplan yang terkena api langsung bisa mati atau rusak, sehingga tidak bisa tumbuh di media kultur.

Alternatif Sterilisasi Eksplan yang Benar:

Untuk mensterilkan eksplan sebelum ditanam di media kultur, gunakan metode kimiawi yang lebih aman:

  • Cuci dengan air mengalir selama 10–15 menit untuk menghilangkan kotoran.
  • Rendam dalam fungisida (1 g/L) atau larutan antibakteri selama 10 menit, lalu bilas dengan air steril.
  • Sterilisasi dengan larutan pemutih (NaClO 10% + 1-2 tetes Tween 20) selama 5–10 menit sambil dikocok perlahan.
  • Bilas dengan air steril 3–5 kali untuk menghilangkan sisa bahan kimia.
  • Semprot dengan alkohol 70% (opsional) sebelum dipindahkan ke media kultur.

Kesimpulan:

Eksplan tidak boleh langsung dilewatkan di api, karena bisa merusak jaringan tanaman. Gunakan sterilisasi kimiawi seperti pemutih (NaClO), fungisida, atau alkohol agar eksplan tetap hidup dan bebas kontaminasi.

L. Penggunaan Air Kunyit dalam Sterilisasi Eksplan

Merendam eksplan di air kunyit sebelum ditanam dalam kultur jaringan bisa menjadi metode sterilisasi alami.

Potensi Manfaat Air Kunyit untuk Kultur Jaringan:

  • Sifat antibakteri dan antijamur → Bisa membantu mengurangi kontaminasi dari bakteri dan jamur.
  • Mengandung antioksidan → Bisa membantu melindungi jaringan tanaman dari stres oksidatif.
  • Lebih alami dan tidak terlalu keras → Tidak merusak jaringan tanaman seperti pemutih atau alkohol.

Cara Menggunakan Air Kunyit untuk Sterilisasi Eksplan:

  1. Buat larutan air kunyit:
    • Parut atau haluskan 2-3 ruas kunyit.
    • Tambahkan 200-300 ml air steril, lalu saring.
  2. Rendam eksplan dalam air kunyit selama 5-15 menit.
  3. Bilas dengan air steril 2-3 kali sebelum ditanam di media kultur.

Kekurangan:

  • Tidak seefektif pemutih (NaClO) dalam membunuh spora jamur dan bakteri kuat.
  • Masih berisiko kontaminasi, terutama jika air kunyit tidak dibuat dari bahan steril.

Kesimpulan:

Air kunyit bisa digunakan sebagai sterilisasi ringan, tetapi untuk tingkat keberhasilan lebih tinggi, lebih baik tetap menggunakan NaClO (10%) atau alkohol 70% sebelum inokulasi.

Alternatif kombinasi untuk mengurangi risiko kontaminasi:

  • Rendam dalam air kunyit (10 menit)
  • Rendam dalam NaClO 5% (5 menit)
  • Bilas dengan air steril
M. Sterilisasi Eksplan dengan Alkohol

Langsung menggunakan alkohol saja untuk sterilisasi eksplan tidak disarankan.

Kenapa?

  • Alkohol 70% hanya membunuh bakteri dan jamur di permukaan, tetapi tidak membunuh spora yang lebih tahan.
  • Alkohol bisa merusak jaringan tanaman jika digunakan terlalu lama, membuat eksplan mati sebelum sempat tumbuh.

Cara Sterilisasi Eksplan dengan Alkohol:

  1. Celupkan eksplan dalam alkohol 70% selama 10-30 detik saja.
  2. Segera bilas dengan air steril 2-3 kali untuk menghindari kerusakan jaringan.
  3. Lanjutkan dengan sterilisasi tambahan:
    • NaClO 10% (pemutih) selama 5-10 menit, lalu bilas air steril.
    • Air kunyit (opsional) selama 5-10 menit untuk menambah perlindungan alami.

Kesimpulan:

Alkohol 70% bisa digunakan, tetapi hanya sebentar (10-30 detik) dan tetap perlu metode tambahan seperti NaClO untuk membunuh spora jamur dan bakteri yang lebih kuat.

Jika hanya menggunakan alkohol tanpa tambahan sterilisasi lain, risiko kontaminasi masih cukup tinggi.

N. 1L Murashige & Skoog + Vit

Produk ini adalah media dasar untuk kultur jaringan, tetapi belum mengandung sukrosa, agar, hormon (BAP, NAA), fungisida, atau larutan NaClO 10%.

Komponen yang Harus Ditambahkan dan Produk yang Bisa Digunakan

Bahan yang Dibutuhkan Fungsi Produk yang Bisa Digunakan Dosis
Sukrosa Sumber energi Gula pasir biasa 30 g/L
Agar Pemadat media Agar-agar makanan atau agar teknis 7-10 g/L
BAP (Benzyl Amino Purine) Hormon sitokinin untuk tunas Sigma-Aldrich, Duchefa, Himedia, Phytotech 2-3 mg/L
NAA (Naphthalene Acetic Acid) Hormon auksin untuk akar Sigma-Aldrich, Duchefa, Himedia, Phytotech 0,5-1 mg/L
Fungisida Mencegah kontaminasi jamur Dithane M-45, Antracol, Benlate 0,1-0,2 g/L
NaClO 10% (Pemutih) Sterilisasi eksplan Bayclin, Proclin, Klinsol Rendam eksplan 5-10 menit

Cara Membuat Media Kultur 1 Liter dari Produk yang Ada

  1. Larutkan 1 paket Murashige & Skoog + Vit dalam 1 liter air suling steril.
  2. Tambahkan sukrosa (30 g) dan aduk rata.
  3. Tambahkan agar-agar (7-10 g) dan panaskan hingga larut sempurna.
  4. Tambahkan hormon (BAP 2-3 mg/L dan NAA 0,5-1 mg/L) setelah suhu turun hingga sekitar 40°C agar tidak rusak.
  5. Tuangkan media ke dalam botol kultur atau tabung reaksi.
  6. Sterilisasi media dalam autoklaf atau panci presto selama 15-20 menit.
  7. Dinginkan hingga mengeras, lalu siap digunakan untuk inokulasi eksplan.

Kesimpulan

1L Murashige & Skoog + Vit hanya media dasar, jadi perlu tambahan sukrosa, agar, hormon, dan sterilisasi eksplan agar kultur jaringan berhasil.

Produk-produk seperti Bayclin (NaClO), BAP, NAA, dan fungisida bisa dibeli secara terpisah sesuai kebutuhan.

Pastikan sterilisasi media dan eksplan dilakukan dengan benar untuk mencegah kontaminasi.

O. Sterilisasi Eksplan dengan Bayclin

Bayclin yang biasa digunakan untuk mencuci pakaian bisa digunakan untuk sterilisasi eksplan dalam kultur jaringan, karena mengandung sodium hipoklorit (NaClO) yang efektif membunuh bakteri, jamur, dan virus.

Cara Menggunakan Bayclin untuk Sterilisasi Eksplan

1. Buat Larutan NaClO 10%
  • Bayclin biasanya memiliki konsentrasi 5-6% NaClO.
  • Untuk mendapatkan 10% NaClO, gunakan perbandingan 1 bagian Bayclin + 0,5 bagian air steril.
  • Contoh: 100 mL Bayclin + 50 mL air steril.
2. Tambahkan 1-2 Tetes Tween 20 atau Sabun Cair
  • Tween 20 membantu meratakan larutan ke seluruh permukaan eksplan.
  • Jika tidak ada Tween 20, bisa gunakan 1 tetes sabun cuci piring.
3. Rendam Eksplan dalam Larutan NaClO 10% Selama 5-10 Menit
  • Aduk perlahan untuk memastikan semua bagian terkena larutan.
  • Jangan terlalu lama karena bisa merusak jaringan tanaman.
4. Bilas dengan Air Steril 3-5 Kali
  • Pastikan tidak ada sisa NaClO yang bisa meracuni tanaman.

Kesimpulan

  • Bisa digunakan, tetapi harus diencerkan dengan air steril agar tidak terlalu keras untuk eksplan.
  • Wajib dibilas dengan air steril setelah perendaman agar tidak merusak tanaman.
  • ✔ Bisa ditambahkan Tween 20 atau sabun cair untuk meningkatkan efektivitas sterilisasi.
P. MS Saja Tanpa BAP & NAA: Bisa atau Tidak?

MS saja tanpa tambahan BAP dan NAA bisa digunakan, terutama jika ingin kultur jaringan yang lebih alami atau menggunakan eksplan yang sudah memiliki hormon alami yang cukup.

✔ Bisa, tetapi hasilnya tergantung jenis eksplan dan tujuan kultur:

  • Untuk perbanyakan tunas: Tanaman seperti Aglonema Soksun Jaipong bisa tetap tumbuh, tetapi tunas mungkin tumbuh lebih lambat.
  • Untuk pembentukan akar: Beberapa tanaman mungkin tetap berakar, tetapi lebih lambat dibanding jika ada NAA.

Produk MS yang Sudah Jadi

Ada beberapa produk MS yang siap pakai, seperti:

  • Phytotech Murashige & Skoog Basal Medium
  • Duchefa MS Medium
  • Himedia MS Medium
  • Sigma-Aldrich MS Medium
Produk ini biasanya mengandung:
  • Makronutrien & mikronutrien lengkap
  • Vitamin (Nicotinic acid, Pyridoxine, Thiamine, dll.)
  • Tanpa hormon (BAP & NAA harus ditambahkan sendiri jika perlu)

Cara Menggunakan MS Siap Pakai (Tanpa BAP & NAA)

  1. Larutkan 1 paket MS (misal, 4,43 g/L) dalam 1 liter air suling steril.
  2. Tambahkan sukrosa (30 g/L) dan agar (7-10 g/L), aduk rata.
  3. Panaskan hingga agar larut, lalu tuang ke wadah kultur.
  4. Sterilisasi dengan autoklaf atau panci presto selama 15-20 menit.
  5. Dinginkan dan siap digunakan untuk menanam eksplan.

Kesimpulan

  • ✔ Bisa pakai MS saja tanpa BAP & NAA, tetapi pertumbuhan bisa lebih lambat.
  • ✔ Produk seperti Phytotech MS sudah mengandung nutrisi lengkap, tinggal tambahkan sukrosa dan agar.
  • ✔ Cocok untuk perbanyakan kultur jaringan sederhana.
  • ✔ Jika ingin pertumbuhan lebih cepat, bisa tambahkan BAP untuk tunas & NAA untuk akar.
Q. Perbandingan Phytotech MS vs Chu’s N6

1. Phytotech Murashige & Skoog (MS) Basal Medium with Vitamins

  • Harga: Rp 396K / 10 liter
  • Komposisi:
    • ✔ Makronutrien lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S)
    • ✔ Mikronutrien (Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo)
    • ✔ Vitamin (Nicotinic Acid, Pyridoxine, Thiamine)
  • Kegunaan:
    • ✔ Media standar untuk kultur jaringan tanaman hias seperti Aglonema.
    • ✔ Cocok untuk pertumbuhan awal eksplan, perbanyakan tunas, dan pembentukan akar.

2. Chu’s N6 Basal Medium with Vitamins (Phytotech C167)

  • Harga: Rp 323K / 10 liter
  • Komposisi:
    • ✔ Makronutrien lebih tinggi untuk nitrogen dan amonium.
    • ✔ Mikronutrien serupa dengan MS.
    • ✔ Vitamin (mirip dengan MS).
  • Kegunaan:
    • ✔ Lebih cocok untuk kultur jaringan tanaman biji-bijian atau tanaman berkayu (misalnya padi, jagung, atau tanaman keras lainnya).
    • ✔ Kurang umum digunakan untuk tanaman hias seperti Aglonema, tetapi tetap bisa dimodifikasi.

Mana yang Lebih Cocok untuk Aglonema?

  • MS Medium lebih cocok untuk kultur jaringan Aglonema karena formulasi nutrisinya lebih seimbang untuk tanaman hias.
  • Chu’s N6 bisa digunakan, tetapi lebih umum untuk tanaman biji-bijian dan tanaman berkayu.

Cara Menggunakan MS Medium

  1. Larutkan 4,43 g MS Medium dalam 1 liter air steril.
  2. Tambahkan sukrosa (30 g/L) dan agar (7-10 g/L) jika ingin media padat.
  3. Panaskan hingga agar larut, lalu tuang ke wadah kultur.
  4. Sterilisasi dalam autoklaf atau panci presto selama 15-20 menit.
  5. Setelah dingin, inokulasikan eksplan Aglonema ke media.

Kesimpulan

  • ✔ Jika tujuan Anda adalah kultur jaringan Aglonema, pilih Phytotech MS Medium.
  • ✔ Jika ingin bereksperimen dengan formula lain, Chu’s N6 bisa dicoba, tetapi kemungkinan butuh tambahan hormon atau penyesuaian pH/nutrisi.
  • ✔ Kedua produk bisa digunakan, tetapi MS lebih umum untuk tanaman hias seperti Aglonema.
Q. Perbandingan MS dengan Vitamin vs MS Tanpa Vitamin

Kenapa MS dengan Vitamin Lebih Baik?

  • Vitamin membantu pertumbuhan sel dan metabolisme:
    • Thiamine (Vitamin B1) → Penting untuk pembelahan sel.
    • Pyridoxine (Vitamin B6) → Berperan dalam metabolisme nitrogen.
    • Nicotinic Acid (Vitamin B3 / Niacin) → Membantu sintesis enzim penting.
  • Lebih baik untuk kultur jaringan tanpa tambahan hormon:
    • Jika tidak ingin menambahkan BAP atau NAA, media dengan vitamin bisa membantu pertumbuhan lebih stabil.
  • Lebih seragam dan mudah digunakan:
    • Media sudah mengandung semua nutrisi penting dalam formulasi yang lebih optimal dibanding MS tanpa vitamin.

Perbandingan MS dengan Vitamin vs MS Tanpa Vitamin

Faktor MS dengan Vitamin MS Tanpa Vitamin
Kandungan ✔ Makronutrien + Mikronutrien + Vitamin ✔ Hanya Makronutrien & Mikronutrien
Keunggulan ✔ Mendukung pertumbuhan lebih optimal, bahkan tanpa tambahan hormon ✔ Bisa digunakan, tetapi mungkin perlu tambahan vitamin secara manual
Kegunaan ✔ Cocok untuk kultur jaringan yang ingin hasil lebih baik ✔ Bisa digunakan jika ingin menyesuaikan formulasi sendiri

Kesimpulan

  • MS with Vitamins lebih baik dibandingkan MS tanpa vitamin, terutama jika ingin hasil yang lebih optimal tanpa menambahkan hormon sendiri.
  • ✅ MS biasa tetap bisa digunakan, tetapi mungkin butuh tambahan vitamin secara manual.
Q. Perbedaan MS Basal Medium vs MS Medium dalam Kultur Jaringan

1. MS (Murashige & Skoog) Basal Medium

  • Biasanya merujuk pada formulasi dasar tanpa tambahan zat lain.
  • Mengandung makronutrien, mikronutrien, dan vitamin (jika spesifik disebut "with vitamins").
  • Tidak mengandung sukrosa, agar, atau hormon tambahan.

2. MS Medium (Kadang Disebut Complete MS Medium)

  • Bisa berarti MS Basal Medium + Sukrosa + Agar, sehingga siap digunakan tanpa perlu banyak tambahan.
  • Lebih praktis, terutama bagi yang tidak ingin menakar bahan satu per satu.
  • Beberapa produk MS Medium juga sudah mengandung hormon pertumbuhan (misalnya BAP atau NAA), tetapi tidak selalu.

Perbandingan MS Basal Medium vs MS Medium

Faktor MS Basal Medium MS Medium
Kandungan ✔ Makro & Mikronutrien + Vitamin (jika "with vitamins") ✔ MS Basal Medium + Sukrosa + Agar (bisa juga dengan hormon tambahan)
Keunggulan ✔ Lebih fleksibel untuk menyesuaikan komposisi ✔ Lebih praktis, siap pakai
Kegunaan ✔ Cocok bagi yang ingin mengatur sendiri sukrosa, agar, dan hormon ✔ Cocok bagi yang ingin kemudahan tanpa banyak tambahan

Mana yang Lebih Cocok untuk Aglonema?

  • MS Basal Medium (with Vitamins) lebih fleksibel, karena Anda bisa menyesuaikan sukrosa, agar, dan hormon sesuai kebutuhan.
  • ✅ Jika ingin praktis, MS Medium siap pakai lebih mudah digunakan, tetapi pastikan komposisinya sesuai dengan yang Anda butuhkan.
  • ✔ Jika tujuan Anda kultur jaringan Aglonema tanpa hormon tambahan, MS Basal Medium (with Vitamins) sudah cukup baik—cukup tambahkan sukrosa dan agar sendiri sesuai kebutuhan.
Q. Perbandingan MS vs. Phytotech MS dalam Kultur Jaringan

Perbandingan MS vs. Phytotech MS

Kriteria MS Biasa Phytotech MS
Komposisi Bisa bervariasi (tergantung merek) Standar, lengkap dengan makro/mikronutrien & vitamin
Kandungan Vitamin Bisa ada atau tidak ✔ Sudah termasuk (with vitamins)
Kemudahan Penggunaan Perlu cek komposisi sendiri ✔ Tinggal larutkan sesuai dosis
Keandalan Bisa bervariasi antar merek ✔ Lebih stabil dan konsisten

Mana yang Lebih Cocok untuk Aglonema?

  • ✅ Jika ingin hasil lebih stabil & praktis → Phytotech MS lebih cocok.
  • ✅ Jika ingin lebih fleksibel dalam modifikasi → MS biasa bisa digunakan, tetapi pastikan komposisi lengkap.
  • ✔ Jika tidak ingin repot menyesuaikan formulasi sendiri, Phytotech MS lebih direkomendasikan untuk kultur jaringan Aglonema.
Q. Cara Menyimpan MS (Murashige & Skoog) dengan Benar

Panduan Penyimpanan MS Medium

1. Penyimpanan Bubuk MS (Belum Dilarutkan)

  • 📌 Suhu: Simpan di 4-8°C (kulkas, bukan freezer) untuk mencegah degradasi nutrisi.
  • 📌 Kemasan:
    • ✅ Simpan dalam wadah kedap udara (botol kaca atau plastik tebal dengan tutup rapat).
    • ✅ Jauhkan dari kelembapan → Jika terkena udara lembap, bubuk bisa menggumpal dan menurunkan kualitasnya.
  • 📌 Cahaya: Jauhkan dari cahaya langsung, karena beberapa zat seperti vitamin bisa terurai.
  • 🔹 Masa Simpan: 1-2 tahun jika disimpan dengan baik.

2. Penyimpanan Larutan MS (Sudah Dilarutkan)

  • 📌 Suhu: Simpan di 4°C (dalam kulkas, bukan freezer).
  • 📌 Botol Penyimpanan:
    • ✅ Gunakan botol steril yang bisa ditutup rapat.
    • ✅ Jika sudah dicampur dengan agar atau hormon, simpan tidak lebih dari 1 bulan.
  • 📌 Pengecekan: Jika larutan mulai berubah warna atau berbau, buang dan buat yang baru.
  • 🔹 Masa Simpan:
    • Tanpa hormon & tanpa agar → Tahan 3-6 bulan di kulkas.
    • Dengan hormon atau agar → Tahan 1 bulan di kulkas.

Kesimpulan

  • Bubuk MS → Simpan di kulkas (4-8°C), dalam wadah kedap udara, jauh dari kelembapan & cahaya.
  • Larutan MS → Simpan di kulkas (4°C), dalam botol steril, maksimal 3-6 bulan tanpa hormon & agar.
  • ✔ Jika sudah dicampur agar atau hormon, gunakan dalam 1 bulan untuk hasil terbaik.
R. Meta Description

S. Meta Keyword

kode

Comments

Popular posts from this blog

1 Seo Postingan Tabel

Terkunci Login, Batas Salah Password, & Reset Manual