Takdir, Usaha, dan Kuasa Tuhan

Refleksi Teologis:

Usaha, Takdir, dan Realitas Kekuasaan

Apa Itu Logika Teologis?

Logika teologis adalah cara berpikir dan menyusun argumen berdasarkan prinsip-prinsip ketuhanan, iman, dan ajaran agama, dengan tetap memperhatikan koherensi (konsistensi) dan nalar internal terhadap konsep-konsep seperti:

• Kekuasaan mutlak Tuhan (qadarat)
• Kehendak Tuhan (irada)
• Ilmu Tuhan (ma‘rifah atau 'ilm)
• Takdir dan usaha (ikhtiar)
• Hak prerogatif Tuhan
• Tanggung jawab manusia (kasb atau amal)

Logika teologis tidak harus identik dengan logika filsafat murni, tetapi tetap menuntut agar pernyataan tentang Tuhan tidak bertentangan secara internal atau dengan ajaran yang diyakini.

Refleksi tentang Usaha, Takdir, dan Kemenangan

Benar atau salah—bukan sepenuhnya dalam kendali manusia. Namun menang atau kalah, dalam konteks duniawi, sering kali bisa dikendalikan oleh manusia—terutama dalam realitas kekuasaan dan ketimpangan. Ada kalanya kemenangan berpihak pada yang kuat, yang berkuasa, yang berharta, atau yang mendapat privilese. Inilah wajah lain dari realitas—seperti hukum rimba, di mana yang lemah harus rela tersisih.

Kita hanya diberi peran untuk berikhtiar dengan sungguh-sungguh, menggunakan segala daya dan upaya, serta bertanggung jawab atas proses yang kita jalani. Keberhasilan sejati terletak pada kesungguhan dalam berproses: prosedur yang benar mencerminkan integritas, dan hasil yang tepat menunjukkan kompetensi. Namun pada akhirnya, apa pun hasilnya harus diterima sebagai bagian dari takdir Tuhan.

Dalam Kuasa-Nya, Tuhan bisa menetapkan apa saja: yang tampak salah bisa menang, yang tampak benar bisa kalah—atau sebaliknya. Soal benar dan salah, hanya Tuhan yang benar-benar Maha Tahu. Bahkan ketika tampaknya tidak ada kehendak sekalipun, itu pun termasuk hak prerogatif-Nya—karena Tuhan berkuasa untuk berkehendak maupun untuk tidak berkehendak.

Maka yang paling penting bukanlah soal menang atau kalah, tetapi seberapa sungguh kita telah berusaha dengan jujur, tulus, dan sepenuh hati.