Sovereign Wealth Funds (SWF) di Dunia
Sovereign Wealth Funds (SWF) Terkenal Dunia
SWF merupakan lembaga pengelola dana investasi milik negara yang biasanya bersumber dari cadangan devisa, pendapatan migas, hasil surplus perdagangan, maupun pengelolaan aset negara lainnya.
Berikut adalah daftar sovereign wealth funds ternama di berbagai negara, disertai tahun berdiri, ukuran dana yang dikelola (AUM), dan poin penting lain.
-
Norway – Government Pension Fund Global (GPFG)
- Tahun berdiri: 1990
- Aset dikelola: sekitar US$ 1,738 triliun per Maret 2025
-
Profil dan keunikan:
- Dikenal sebagai "Oil Fund", GPFG adalah dana kekayaan paling besar di dunia.
- Dirancang untuk menghindari overheating ekonomi domestik dengan hanya melakukan investasi di luar negeri.
- Pada tahun 2024, dana ini mencatat pertumbuhan nilai sebesar hampir NOK 4.000 miliar dan return investasi lebih dari 13 % .
- Per kuartal pertama 2025, GPFG mengalami return negatif sebesar −0,6 %; kerugian pada ekuitas sebesar −1,6 %, sementara pendapatan positif datang dari obligasi (1,6 %), real estate tidak terdaftar (2,4 %), dan infrastruktur energi terbarukan (1,2 %) .
- Saat ini, alokasi asetnya adalah sekitar 70 % di ekuitas, 27–28 % di fixed income, dan beberapa persen di real estate dan energi terbarukan.
-
China – beberapa SWF utama:
-
China Investment Corporation (CIC)
- Tahun berdiri: 2007
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 1.33 triliun per Maret 2025
- Struktur: terdiri dari tiga anak perusahaan—CIC International, CIC Capital, dan Central Huijin; fokus pada investasi luar negeri dan penanaman modal domestik strategis
- Central Huijin: anak usaha yang mengelola lebih dari dua pertiga aset CIC dan bertindak sebagai “shareholder in chief” di sektor keuangan domestik; pada Maret 2025, aset yang dikelola meningkat drastis menjadi setara US$ 3.72 triliun (sekitar 27 triliun yuan)
- Kinerja investasi: return investasi luar negeri (10-tahun kumulatif): sekitar 6,57 %, melebihi tolok ukur jangka panjang sekitar 31 basis poin
-
SAFE Investment Company (subsidi dari SAFE)
- Tahun berdiri: 1997
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 1,09 triliun (2024)
- Peran: mengelola sekitar sepertiga cadangan devisa China, dengan fokus pada diversifikasi instrumen investasi—termasuk saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya
-
National Social Security Fund (NSSF)
- Tahun berdiri: 2000
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 414 miliar per 2023
- Peran: didirikan sebagai dana cadangan pensiun nasional untuk menghadapi tantangan demografis, mengelola alokasi investasi dalam dan luar negeri sesuai kebijakan resmi
-
China Investment Corporation (CIC)
-
Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) – Abu Dhabi Investment Authority (ADIA)
- Tahun berdiri: 21 Maret 1976
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 1,057 triliun (per Juli 2025)
-
Profil & Keunikan:
- Merupakan salah satu SWF tertua dan terbesar di dunia.
- Operasionalnya dikenal sangat tertutup dan *opaque* dalam pelaporan publik.
- Portofolio global sangat beragam—meliputi publik ekuitas, obligasi, real estate, private equity, infrastruktur, dan hedge funds—dan tersebar di lebih dari 50 negara.
- Manajemen risiko dan alokasi aset dilakukan melalui proses perencanaan strategis internal yang disiplin (ADIA Wide-Planning).
- Sesuai data per akhir 2023: alokasi internal meningkat menjadi ~64 %, dari sebelumnya ~55 %; diversifikasi meningkat dengan proporsi private equity sebesar 12–17 % dari total portofolio.
- Return investasi jangka panjang: return tahunan kumulatif 20-tahun adalah 6,4 %, dan 30-tahun sebesar 6,8 % (per 31 Desember 2023).
-
Singapura – dua SWF utama:
-
GIC Private Limited
- Tahun berdiri: 22 Mei 1981
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 800 miliar (Mei 2025)
- Return historis: real return tahunan kumulatif selama 20 tahun adalah ~3,8 % (tahun hingga 31 Maret 2025)—terendah dalam lima tahun terakhir
- Transparansi: Terkenal cukup tertutup; laporan aset dan alokasi semakin umum, menyulitkan penilaian risiko secara detail
- Signifikansi: Mengelola cadangan devisa negara, sebagai sumber pendapatan jangka panjang melalui skema Net Investment Returns Contribution (NIRC), yang menyumbang sekitar 20 % dari pengeluaran pemerintah
-
Temasek Holdings
- Tahun berdiri: 25 Juni 1974
- Nilai portofolio (NPV): Rekor tinggi S$ 434 miliar (~US$ 324 miliar) per 31 Maret 2025
- Return historis: TSR 20-tahun sebesar 7 %, dan 10-tahun sebesar 5 %
- Faktor kenaikan NPV: Kinerja kuat perusahaan portofolio berbasis Singapura, investasi langsung di China, AS, dan India; kenaikan S$ 45 miliar YoY
- Struktur portofolio: 41 % di perusahaan portofolio di Singapura, 36 % di investasi global langsung, dan 23 % di partnership, dana, dan manajemen aset
- Kebijakan strategis: Fokus pada AI, infrastruktur inti-plus, dan pelibatan sektor prospektif; investasi S$ 52 miliar, divestasi S$ 42 miliar untuk rebalancing
- NIRC & peran fiskal: Hasil investasi Temasek, bersama GIC dan MAS, turut mendukung APBN melalui kontribusi hingga 50 % dari expected long-term returns
- Poin penting: Kedua SWF dikelola dengan tata kelola yang kuat dan berperan sebagai sumber pendapatan jangka panjang untuk pemerintah, melalui skema NIRC yang mendukung keberlanjutan fiskal nasional.
-
GIC Private Limited
-
Indonesia –
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara – Daya Anagata Nusantara
"Daya" berarti energi atau kekuatan. "Anagata" berarti masa depan. "Nusantara" adalah tanah air kita. Dengan demikian, Danantara dimaknai sebagai kekuatan ekonomi dan dana investasi yang menjadi energi untuk masa depan Indonesia.
BPI Danantara berperan dalam mengelola dan mengonsolidasikan aset-aset negara yang tersebar di BUMN besar dan lembaga lainnya agar lebih terkoordinasi serta terkelola secara profesional. Tujuannya adalah agar aset-aset tersebut terintegrasi, efisien, serta mampu meningkatkan nilai tambah bagi negara sekaligus mendukung pembangunan jangka panjang. Dengan adanya Danantara, Indonesia kini sejajar dengan negara-negara lain yang telah mengelola kekayaan negaranya melalui mekanisme sovereign wealth fund. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan investasi strategis untuk generasi mendatang.
- Tahun berdiri: 2025
- Modal awal: sekitar US$ 61 miliar
- Target jangka panjang: hingga US$ 900 miliar (setara ± Rp 15.000 triliun)
- Tipe: Sovereign Wealth Fund (SWF), berperan sebagai Superholding BUMN & Dana Investasi Nasional
- Sumber dana: konsolidasi aset BUMN strategis, potensi investasi global, dan pengelolaan aset negara lainnya
- Fokus investasi: BUMN strategis, proyek nasional prioritas, serta peluang global yang bernilai tambah
- Status: masih dalam tahap awal, dengan visi menjadi salah satu SWF terbesar di dunia
- Poin penting: Danantara menghimpun aset negara yang sebelumnya tersebar agar lebih terorganisir dan dikelola secara profesional, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah serta mendukung pembangunan jangka panjang.
- Malaysia – dua SWF utama:
- Khazanah Nasional
- Tipe: Sovereign Wealth Fund
- Tahun berdiri: 1993 (awal mula 1992, resmi beroperasi 1993)
- Aset dikelola: sekitar US$ 30 miliar (2023)
- Fokus investasi: perusahaan BUMN Malaysia (GLCs – Government Linked Companies) & diversifikasi ke investasi global
- Struktur: dikelola secara semi-independen dengan mandat pemerintah
- Kinerja: fluktuatif; pernah mengalami kerugian besar, tetapi juga menjadi instrumen penting untuk restrukturisasi BUMN strategis
- Sarawak Sovereign Wealth Future Fund (SSWFF)
- Tahun berdiri: 2024
- Aset awal: sekitar RM 8 miliar (~US$ 1,7 miliar)
- Fokus investasi: generasi mendatang, diversifikasi aset Sarawak (hasil minyak, gas, dan sumber daya alam)
- Poin penting: Salah satu SWF baru di Asia Tenggara, masih dalam tahap awal pengembangan
- Khazanah Nasional
- Amerika Serikat (sub-nasional) – beberapa contoh SWF dan dana publik:
- Alaska Permanent Fund: didirikan 1976, AUM sekitar US$ 83 miliar per akhir 2024 [sumber]
- Permanent School Fund (Texas): sekitar US$ 57 miliar; dan Permanent University Fund (Texas): sekitar US$ 37 miliar (2024) [sumber]
- Dana negara bagian lainnya: New Mexico (~US$ 57 miliar), Wyoming (~US$ 30 miliar), North Dakota (~US$ 11 miliar) [SWFI]
- Poin penting: AS tidak memiliki SWF federal formal, tetapi berbagai negara bagian mengelola trust fund berbasis pendapatan sumber daya alam (terutama minyak & gas) untuk tujuan pendidikan, dividen warga, dan stabilisasi fiskal.
- Korea Selatan – beberapa dana publik utama:
- Korea Investment Corporation (KIC): didirikan pada 2005, mengelola aset sekitar US$ 206,5 miliar (per akhir 2024).
- National Pension Service (NPS): didirikan pada 1988, mengelola aset sekitar US$ 900 miliar (perkiraan 2025).
- Poin penting:
- KIC berfungsi untuk diversifikasi cadangan devisa Korea Selatan sekaligus melakukan investasi global jangka panjang.
- NPS merupakan dana pensiun nasional, salah satu yang terbesar di dunia, dan berperan penting dalam stabilitas sosial-ekonomi.
- Kuwait – Kuwait Investment Authority (KIA)
- Tahun berdiri: 1953 (dianggap sebagai Sovereign Wealth Fund tertua di dunia).
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 846 miliar (perkiraan 2025).
- Poin penting:
- Dana utama berasal dari surplus ekspor minyak dan gas Kuwait.
- KIA dikenal memiliki pendekatan investasi yang konservatif, dengan alokasi besar pada instrumen jangka panjang dan stabil.
- Sering dijadikan acuan bagi model Sovereign Wealth Fund (SWF) modern di negara lain.
- Qatar – Qatar Investment Authority (QIA)
- Tahun berdiri: 2005.
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 475 miliar (perkiraan 2025).
- Poin penting:
- Melakukan investasi global yang sangat agresif, terutama di sektor properti, olahraga, dan keuangan.
- Memiliki kepemilikan terkenal di klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG).
- Menjadi salah satu SWF paling berpengaruh di Timur Tengah dengan strategi diversifikasi yang luas.
- Arab Saudi – Public Investment Fund (PIF)
- Tahun berdiri: 1971.
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 925 miliar (perkiraan 2025), dengan target ambisius mencapai US$ 2 triliun pada 2030.
- Poin penting:
- Menjadi motor utama program transformasi ekonomi Vision 2030.
- Fokus diversifikasi dari ketergantungan pada minyak menuju sektor teknologi, energi terbarukan, pariwisata, dan olahraga.
- Terlibat dalam investasi global besar, termasuk kepemilikan di klub sepak bola Newcastle United dan proyek megakota futuristik NEOM.
- India – National Investment and Infrastructure Fund (NIIF)
- Tahun berdiri: 2015.
- Aset dikelola (AUM): sekitar US$ 4,9 miliar (perkiraan 2025).
- Tipe: Sovereign Wealth Fund dengan fokus utama pada infrastruktur.
- Fokus investasi: transportasi, energi terbarukan, logistik, serta infrastruktur strategis India.
- Poin penting:
- Dibentuk untuk menjembatani kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur besar-besaran di India.
- Memiliki peran sebagai platform kerja sama dengan investor global, termasuk lembaga keuangan multilateral.
- Berfungsi sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dengan memprioritaskan proyek jangka panjang berkelanjutan.
- Filipina – Maharlika Investment Fund (MIF)
- Tahun berdiri: 2023.
- Aset awal: sekitar US$ 1 miliar, berasal dari kontribusi bank pemerintah dan lembaga keuangan negara.
- Tipe: Sovereign Wealth Fund pertama di Filipina.
- Fokus investasi: infrastruktur, pertanian, energi, serta proyek pembangunan nasional strategis.
- Poin penting:
- Masih dalam tahap awal pembentukan dan operasional.
- Sempat menimbulkan perdebatan publik terkait tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi.
- Diproyeksikan menjadi instrumen baru untuk mempercepat pembangunan ekonomi jangka panjang di Filipina.
Kesimpulan
SWF di seluruh dunia umumnya dibentuk dengan dua tujuan utama: (1) diversifikasi dan pengelolaan dana negara (cadangan devisa, hasil tambang, surplus anggaran) dan (2) mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang atau tujuan strategis (pembangunan, pensiun, stabilisasi fiskal). Model SWF yang sukses—seperti GPFG (Norway), GIC/Temasek (Singapura)—dikenal karena tata kelola yang kuat dan transparansi tinggi. Sementara itu, model di tempat lain, seperti ADIA dan CIC, lebih fokus pada investasi global besar tetapi sering dikritik karena kurang transparan.
Comments
Post a Comment