Creeping Coup: Kudeta Merangkak

Kudeta Merangkak

Kudeta Merangkak

Definisi

Kudeta Merangkak adalah bentuk peralihan kekuasaan secara bertahap dari dalam pemerintahan. Biasanya, seorang tokoh masuk dengan mendompleng kekuasaan presiden atau pemimpin yang sah, kemudian setelah pergantian, muncul wajah aslinya dengan agenda berbeda. Misalnya, perubahan dari rezim penuh korupsi ke citra anti-korupsi.

Contoh Kasus

  • Rusia: Transisi dari Boris Yeltsin ke Vladimir Putin (1999–2000). Banyak analis menilai Putin memanfaatkan kelemahan Yeltsin untuk kemudian mengonsolidasikan kekuasaan dan mengubah arah politik Rusia.
  • Turki: Recep Tayyip Erdogan awalnya tampil reformis, namun secara bertahap memperkuat kekuasaan eksekutif dan melemahkan oposisi.
  • Georgia: Mikheil Saakashvili datang dengan agenda anti-korupsi setelah Revolusi Mawar (2003). Reformasi besar dilakukan, walau tetap menghadapi tantangan.

Hal Penting

  • Perubahan wajah politik seringkali terkait kepentingan elit, bukan rakyat.
  • Agenda anti-korupsi bisa jadi alat legitimasi kekuasaan.
  • Institusi yang lemah memudahkan kudeta merangkak.

Pemikir Besar & Political Views

Jean-Jacques Rousseau: menekankan social contract di mana kedaulatan sejati ada di tangan rakyat. Namun dalam praktiknya, konsep ini sering diabaikan jika negara dikuasai oligarki.

John Locke: memperjuangkan hak asasi manusia (life, liberty, property). Pandangan ini jadi dasar liberalisme, tetapi sering dimanfaatkan untuk melindungi kepentingan pemilik modal.

Montesquieu: dengan teori trias politika (eksekutif, legislatif, yudikatif), mengajarkan pemisahan kekuasaan agar tidak absolut. Namun, kekuasaan bisa tetap terkonsentrasi pada elit politik.

Thomas Paine: menekankan kebebasan individu dan anti-monarki. Ia melihat negara harus melindungi rakyat, bukan jadi alat penguasa atau kapitalis.

Karl Marx: menganalisis bahwa negara adalah instrumen kelas berkuasa (kapitalis/oligarki) untuk mempertahankan dominasi dan mengamankan kepentingannya.

Kesimpulan

Secara historis, meski banyak pemikir menekankan kedaulatan rakyat, praktik politik sering menunjukkan negara berfungsi sebagai alat oligarki atau kapitalis. Inilah perbedaan mendasar antara teori dan realitas dalam pandangan politik (political views).

Karena tidak memiliki Political Views yang jelas dan kritis seperti para Pemikir Besar, maka ruang kosong tersebut sering diisi dengan mekanisme Kudeta Merangkak ("Creeping Coup"). Hal ini memungkinkan elit politik masuk secara perlahan, lalu mengambil alih kekuasaan sesuai kepentingan mereka.

Referensi & Kutipan

  • Analisis transisi Yeltsin ke Putin: "Pada 31 Desember 1999, Yeltsin mengumumkan pengunduran diri dan menunjuk Putin sebagai pejabat sementara. Banyak pengamat menilai ini sebagai momen konsolidasi elit dan awal dari era baru."
  • Konsep creeping coup dibahas dalam literatur politik sebagai cara elit memperkuat kekuasaan dari dalam tanpa kudeta militer tradisional.
  • Studi kasus reformasi anti-korupsi di Georgia (Saakashvili) sering dianggap sebagai contoh nyata transisi dengan agenda baru.

Bacaan Lanjutan

Comments

Popular posts from this blog

1 Seo Postingan Tabel

Terkunci Login, Batas Salah Password, & Reset Manual